Makalah : Psikologi Manajemen
T E O R I H A R A P A N
OLEH
HARTO
KAMBATON : 209 11 057
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT.
Tuhan pencipta alam semesta yangmenjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan
setiap apa yang ada
dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah Psikolog Manajemen.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami
mengucapakan banyak terimakasih.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga dengan
segala kerendahan hati
kami mengharapakan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya
kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan
ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
Kendari, 04
November 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.............................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................2
C.
Tujuan
Dan Manfaat....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Konsep
Teori
Harapan.................................................................................3
B.
Hubungan
harapan dengan motivasi dan pekerjaan.....................................5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..................................................................................................8
B.
Saran.............................................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia
tanpa harapan adalah manusia
yang mati sebelum
waktu-nya. Bisa jadi, karena
harapan adalah sesuatu yang
hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama denganvisi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan
cip-taan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi
hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.
Maka
bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut
saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk
membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya,
harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk
meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan
rasa optimis juga
memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan
jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita
punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai
perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita
maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia
dan harapan.
B. Rumusan
Masalah
Ø
Bagaimana
teori harapan mengidentifikasi
secara konseptual penentu motivasi dan bagaimana hal tersebut saling
berhubungan ?
C. Tujuan
dan Manfaat
1. Tujuan
Ø
Untuk
mengetahui konsep umum teori harapan?
Ø
Untuk
mengetahuihubungan harapan dengan motivasi dan pekerjaan?
2. Manfaat
Ø
Sebagai sumber bacaan dan tambahan
bagi semua pihak yang ingin mengetahui Teori Harapan.
Ø
Sebagai bahan perbandingan dengan
makalah lain yang mengangkat masalah yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori Harapan
Teori Vroom
mengidentifikasi secara konseptual penentu motivasi dan bagaimana hal tersebut
saling berhubungan. Vroom mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses
pengaturan pilihan diantara bentuk bentuk aktivitas sukarela alternatif.
Menurut pandangannya, sebagian besar perilaku berada dibawah pengendalian
orang, dan karenanya dimotivasi.Konsep inti teori tersebut adalah :
P = f (M x A). Performance adalah fungsi perkalian antara
Motivasi (M) dan Ability (A).
M = f (V1 x E). Motivasi (M) adalah fungsi perkalian antara Valensi (V) dari setiap perolehan tingkat pertama (V1) dengan Expentancy (E), atau harapan bahwa perilaku tertentu akan diikuti oleh sesuatu perolehan tingkat pertama. V1 = f (V2 x I). Valensi berhubungan denga berbagai perolehan tingkat pertama (V1) merupakan fungsi (f) perkalian antara jumlah valensi yang melekat pada semua perolehan tingkat kedua dan instrumentalitas (I) yang dimiliki oleh pencapaian hasil tingkat pertama untuk mencapai pencapaian setiap hasil tingkat kedua.
M = f (V1 x E). Motivasi (M) adalah fungsi perkalian antara Valensi (V) dari setiap perolehan tingkat pertama (V1) dengan Expentancy (E), atau harapan bahwa perilaku tertentu akan diikuti oleh sesuatu perolehan tingkat pertama. V1 = f (V2 x I). Valensi berhubungan denga berbagai perolehan tingkat pertama (V1) merupakan fungsi (f) perkalian antara jumlah valensi yang melekat pada semua perolehan tingkat kedua dan instrumentalitas (I) yang dimiliki oleh pencapaian hasil tingkat pertama untuk mencapai pencapaian setiap hasil tingkat kedua.
Hasil tingkat pertama
yang diakibatkan oleh perilaku adalah hasil yang berkaitan dengan perilaku itu
sendiri, misalnya produktivitas, ketidak-hadiran, pergantian. Hasil tingkat
kedua adalah peristiwa-peristiwa (imbalan atau hukuman) yang disebabkan hasil
tingkat pertama, umpamanya kenaikan upah berdasarkan kecakapan. Instrumentalitas
adalah prestasi individu tentang korelasi antara hasil tingkat pertama
(prestasi kerja), dan hasil tingkat kedua (imbalan) atau kuatnya keyakinan
individu bahwa satu tindakan menimbulkan hasil kedua. Nilai instrumentalitas
berkisar minus satu sampai dengan plus satu. Nilai plus satu berarti individu
yang bersangkutan yakin bahwa hasil tingkat pertama dari suatu tindakan diikuti
hasil kedua, misalkan hasil pertama berupa peningkatan produktivitas, hasil
tingkat kedua berupa peningkatan imbalan.
Valensi merupakan
kekuatan keinginan seseorang untuk mencapai hasil tertentu. Sebagai contoh,
seseorang mungkin lebih menginginkan kenaikan upah sebesar 9% daripada di
transfer ke departemen lain. Suatu hasil mempunyai nilai valensi positif jika
disenangi dan valensi-nya negatif jika tidak disenangi.
Harapan berkaitan
dengan keyakinan individu terhadap kemungkinan bahwa perilaku tertentu akan
diikuti oleh hasil tertentu. Harapan terdiri dua macam, yaitu harapan upaya dan
harapan hasil. Harapan upaya menunjukan persepsi individu tentang sukarnya
melakukan perilaku tertentu dan kemungkinan tercapainya perilaku tersebut.
Seseorang akan mempunyai harapan usaha yang rendah atau bahkan nol apabila dia
merasa tidak memiliki kemampuan melakukan perilaku tertentu. Jenis harapan
kedua adalah harapan hasil prestasi, yaitu persepsi individu terhadap kaitan
antara prestasi dengan imbalan. Seseorang akan memiliki harapan hasil prestasi
yang tinggi jika dia yakin akan memperoleh imbalan jika prestasi yang telah
ditentukan dapat dicapai. Nilai harapan seseorang berkisar antara nol sampai
dengan satu.
B. Hubungan
Harapan Dengan Motivasi Dan Pekerjaan
Teori ini berargumen bahwa kekuatan dari suatu
kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada
kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu
keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu
tersebut (Victor Vroom).
Victor Vroom dalam bukunya yang berjudul “work and motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “teori harapan”. Menurutnya, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka utuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Victor Vroom dalam bukunya yang berjudul “work and motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “teori harapan”. Menurutnya, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka utuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Vroom
menjelaskan bahwa motivsi adalah hasil dari tiga faktor :
1.
Seberapa besar seseorang
menginginkan imbalan (valensi)
2.
Perkiraan orang itu tentang kemungkinan
bahwa upaya yang dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan).
3.
Perkiraan bahwa prestasi itu akan
menghasilkan perolehan imbalan atau instrumentalis.
Hubungan
antara ketiga factor dapat dinyatakan sebagai berikut :
a.
Valensi x harapan x instrumentalisasi
= motivasi
Valensi mengacu pada kekuatan
preferensi seseorang untuk memperoleh imbalan. Ini merupakan ungkapan kadar
keinginan seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
b.
Harapan adalah kadar kuatnya
keyakinan bahwa ketujuh perubahan tersebut adalah pasif menjadi aktif,
bergantung menjadi tidak bergantug, sedikit bertindak menjadi banyak variasi
bertindak, minat yang tidak menentu dan dangkal menjadi lebih dalam dan
kuat,perspektif waktu jarak dekat menjadi jarak jauh, posisi yang menjadi di bawah
menjadi setingkat atau bahkan di atasnya, serta kekurangan kesadaran atas
dirinya menjadi tahu pengendalian diri.
c.
Instrumentalisasi menunjukkan
keyakinan pegawai bahwa ia akan memperoleh suatu imbalan apabila dapat
meyelesaikan tugasnya.
Hasil ketiga
factor tersebut adalah motivasi,yakni kekuatan dorongan untuk melakukan suatu
tindakan. Kombinasi yang menimbulkan motivasi adalah valensi positif yang
tinggi, harapan yang tinggi, dan instrumentalisasi yang tinggi.
Dengan
adanya model harapan ini, para manajer organisasi akan dipaksa untuk menguji
proses timbulnya motivasi secara seksama. Model ini juga mendorong mereka untuk
merancang iklim motivasi yang akan memperbesar kemungkinan timbulnya perilaku
pegawai yang diharapkan.
Teori
pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat
upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian
kinerja yang baik,suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran
organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi, dan ganjaran itu
akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
Strategi yang tepat untuk memotivasi orang adalah menawarkan pada mereka perangsang, yakni bila mereka berhasil mencapai sasaran – sasaran tertentu. Orang juga perlu tahu tentang kemungkinan bahwa usaha yang dilakukan akan menghasilkan penghargaan sebagai ganjaran prestasinya.
Strategi yang tepat untuk memotivasi orang adalah menawarkan pada mereka perangsang, yakni bila mereka berhasil mencapai sasaran – sasaran tertentu. Orang juga perlu tahu tentang kemungkinan bahwa usaha yang dilakukan akan menghasilkan penghargaan sebagai ganjaran prestasinya.
Orang akan
meningkatkan usahanya dalam kondisi-kondisi di bawah ini:
Kerja keras menghasilkan prestasi baik
↓
Prestasi baik menghasilkan imbalan
↓
Imbalan memuaskan kebutuhan penting
↓
Pemuasan kebutuhan terasa sangat besar pengaruhnya sehingga membuat usaha yang dilakukan terasa berharga
↓
Kemungkinan subyektif sangat tinggi dimana usaha akan menuju pada prestasi baik yang menghasilkan imbalan
↓
Jika kemungkinan menerima imbalan rendah (kecil) maka jumlahnya (nilainya) harus sangat tinggi
↓
Prestasi baik menghasilkan imbalan
↓
Imbalan memuaskan kebutuhan penting
↓
Pemuasan kebutuhan terasa sangat besar pengaruhnya sehingga membuat usaha yang dilakukan terasa berharga
↓
Kemungkinan subyektif sangat tinggi dimana usaha akan menuju pada prestasi baik yang menghasilkan imbalan
↓
Jika kemungkinan menerima imbalan rendah (kecil) maka jumlahnya (nilainya) harus sangat tinggi
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pemaparan diatas, maka kesimpulan dalam makalah ini bahwa Teori Harapan
beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu
cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan
itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran
tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang
dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya
akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik
akan mendorong ganjaran-ganjaran keberhasilan sehingga dapat memuaskan bagi
seseorang btersebut.
B. Saran
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan
banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam
konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/05/teori-harapan-victor-vroom.html
http://winnyworang.blogspot.com/2011/05/teori-harapan.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar